TAK KENAL MAKA TAK (DITERBITIN)

Sobat terbitin, mengenali media atau penerbit yang menjadi target itu harus dilakukan. Minimal Sobat pernah membaca sebuah buku atau tulisan yang dimuat atau diterbitkan mereka. Dengan demikian, Sobat menjadi tahu bagaimana karakter tulisan yang dikehendaki penerbit tersebut.

Teknis penyajian dan pengiriman karya juga penting untuk Sobat perhatikan. Dalam Term of Service (TOS)
mereka, biasanya sudah tertera hal-hal yang berkaitan dengan teknis pengiriman naskah. Ada penerbit yang mengharuskan penulis mengirimkan naskahnya dalam bentuk hardcopy, ada juga yang memperbolehkan dalam format softcopy. Ada yang mensyaratkan format tulisan menggunakan spasi ganda (2), ada juga yang boleh menggunakan spasi 1,5.

Ukuran ketebalan naskah juga bervariasi untuk masing-masing penerbit. Ada penerbit yang mensyaratkan ketebalan naskah antara 60-150 hlm. A4. Ada yang mengharuskan ketebalan 100-200 hlm., dan banyak lagi. Sobat mesti memperhatikan benar hal ini.

Masa tunggu konfirmasi naskah biasanya juga bervariasi. Mayoritas penerbit memberikan rentang waktu tiga bulan untuk menyeleksi naskah yang masuk. Ada juga yang hanya satu bulan. Selama rentang waktu tersebut, Sobat harus bersabar menunggu hasil keputusan redaksi.Jangan sekali-kali mengirimkan naskah yang sama ke penerbit lain sebelum ada kejelasan dari penerbit awal. Sobat bisa di-black list oleh mereka. Setelah masa tunggu itu selesai namun belum ada kabar juga, Sobat bisa mengontak redaksi dan menanyakan kepastian naskah Sobat. Jika naskah belum diterima, misalnya, Sobat bisa mengirimkan lagi ke penerbit atau media lain.

Identitas pengirim juga penting untuk dilampirkan bersama naskah.Secara umum, identitas diri itu meliputi: fotokopi kartu identitas diri,alamat jelas, nomor telepon, dan nomor rekening bank (siapa tahu mendapat royalti atau honor).

jika mengirim naskah via email, Sobat perlu memperhatikan apakah yang diminta naskah berada dalam tubuh email atau harus dilampirkan berbentuk attachment. kemudian, format  apa yang diminta, apakah PDF, word, rtf, atau txt.

Last but not least, perhatikan kerapian naskah. Redaktur tentu membaca beberapa naskah setiap hari. Tentu sebagai manusia biasa ada rasa jemu dan bosan, kan? Ketika melihat sebendel tulisan yang kurang rapi, terlalu banyak coretan, font sulit dibaca, tentu siapa pun akan malas membaca. Akibatnya, naskah tersebut berakhir dengan ditumpuk semata. Syukur-syukur kalau dikembalikan, he he he. Dibaca pun tidak, apalagi diterbitin?

Demikian tadi Sobat, beberapa tips untuk mengenal penerbit atau media tujuan. Jangan sampai salah pilih, ya. Ada yang mau menambahkan?




 
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca postingan ini. Mari kita bersama-sama belajar dan berkarya. Silakan isikan komentar, saran, atau kritik di blog ini yang membangun demi kebaikan kita bersama. Salam karya.