MENULIS TAK BISA SEKALI JADI

Sobat terbitin, judul di atas bukan untuk melemahkan atau menakuti. Hmm, menulis itu tidak bisa sekali jadi. Menulis pada hakikatnya juga seperti sifat pekerjaan pada umumnya. Seorang penulis, terutama penulis pemula, membutuhkan waktu untuk menghadapi masa transisi, yakni antara belum bisa dan bisa, antara belum mahir dan mahir, antara amatir dan profesional. Dalam rentang waktu antara belum bisa dan bisa itulah dibutuhkan banyak hal yang merupakan syarat agar rentang waktu itu semakin menyempit dan kita sampai pada posisi bisa, mahir, dan profesional.

Tentu saja untuk mencapai posisi bisa, mahir, dan profesional tersebut dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan. Satu hal yang juga penting yakni menjadi tahan banting. Hadapilah, ketika memulai belajar menghasilkan sebuah tulisan pasti akan ada hambatan-hambatan. Jadikan hambatan-hambatan itu peluang untuk semakin memperbaiki kualitas tulisan.

Misalnya ketika ada yang bilang:
- Monoton amat tulisanmu. Jadikan itu penyemangat untuk memperbaiki diksi (pilihan kata) dalam tulisanmu.Kembangkan dialog-dialog (jika karya prosa) antartokoh untuk mendeskripsikan jalan cerita, latar, dan sebagainya. Jangan melulu menggunakan deskripsi langsung dengan paragraf-paragraf panjang yang menjemukan.

Yup, menulis butuh proses, kesabaran, dan kejelian. keep spirit. Ada yang mau menambahkan tips lagi?
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca postingan ini. Mari kita bersama-sama belajar dan berkarya. Silakan isikan komentar, saran, atau kritik di blog ini yang membangun demi kebaikan kita bersama. Salam karya.